Friday, 24 April 2015

Tulip Merah : 6

selamat membacaaaaaaaaa!
@satepadang48
.
.
.
.
.

Januari 1944

Nina’s POV

Semua jewish diharapkan berkumpul di pacuan kuda sore ini pukul 4 sore!

Semua jewish diharapkan berkumpul di pacuan kuda sore ini pukul 4 sore!

Saturday, 18 April 2015

7 Menit Terakhir

halo, jadi gini...... Tulip Merah di pending dulu ya hehe
ini dulu yaaaa XD
selamat membaca yaaaa!
.
.
.
.
.


Thursday, 16 April 2015

Arithmetic Of Love

Cintaku kepada sosok itu seumpama arithmetic of love; satu ditambah satu sama dengan segalanya, dua dikurangi satu sama dengan musnah.

Aku dan dia adalah istana yang disebut cinta.

Dibangun oleh satu jiwa.

Dihuni dua raga.

(dikutip dari cerpen Onyol judulnya After Heart)

Friday, 10 April 2015

Tulip Merah : 5

Helaaaw. langsung aja ya, selamat membaca!
.
.
.
.

Nina’s POV

“selamat pagi, yang-lebih-dari-indah!” ucapku saat Gracia memasuki ruang makan. Pagi ini cerah. Syukurlah.

“Pagi, Nina. Kak ve, Kak kinal!” Gracia menduduki kursi nya sambil memberikan senyum simpul kepada kami yang sudah menunggunya di meja makan.

                Ini bukan weekend, jadi Kak kinal pagi-pagi begini sudah menjemput kak Ve untuk bekerja bersama. Sebenarnya mungkin ikut numpang sarapan juga kali ya (?) Setelah sarapan selesai, Kak ve dan kak kinal ke rumah sakit untuk bekerja sebagaimana profesi dokter dan perawat.

                Aku membantu meringankan sedikit pekerjaan rumah gracia dengan mencuci piring dan alat makan yang kami gunakan tadi. Sementara gracia sendiri mengerjakan yang lainnya. Ia gerak cepat. setelah mencuci pakaian ia sudah langsung mengerjakan pekerjaan kedua yaitu mengelap kaca jendela.

Tuesday, 7 April 2015

Umpatan Tentang Hati

haloooo...... lagi gabut nih hehe. disarankan baca ini sambil denger lagunya Jikustik - puisi. bukan apa-apa sih, biar lebih nyessss aja hehehe. langsung aja ya, selamat membaca =] *ala admin Ve*

.
.
.
.
.

Saturday, 4 April 2015

Tulip Merah : 4

halo. baru selesai UTS nih ciyedah. apasih gue. hehehe
langsung aja ya, selamat membaca :) 

Gracia’s POV

                Oke. I’m oke. Setelah semalam aku memikirkan bagaimana kelanjutan hidupku setelah hampir membunuh anak dari walikota, aku memutuskan untuk tidak perduli akan apa yang terjadi. Biarkan saja mengalir apa adanya. Dari awal memang aku sudah tidak ada semangat hidup. Sejak ayahku, orang terdekat dalam hidupku memutuskan untuk ikut kelompok pemberontak, aku hidup santai hampir tak punya ambisi. Aku tak perduli akan apa yang orang-orang katakan tentangku. Tentangku yang anti-sosial, tentangku yang emotionless, tentangku yang seperti walking dead, bahkan mereka bilang aku aneh dan tak ada semangat hidup. Untuk opini yang terakhir, aku akui itu benar.