Saturday, 16 May 2015

Inilah Awalnya. #AkuLanjutinYa

halooooo~
jadi gini, kali ini bukan Gremids ya. ikutan #AkuLanjutinYa nya kak Viny
buat kalian, terutama kak Viny jeketi, selamat membaca yaaaaw! XD
.
.
.
.
.
.




Pukul 10 pagi , di atas hamparan pasir pantai putih.

Di sanalah ia berdiri. Di antara celah-celah mentari. Sinar mentari kala itu sedikit menghalangiku melihat wajahnya. Tapi aku yakin ia sedang tersenyum.

Dia.

Dia yang selalu aku lihat ketika jam istirahat sekolah. Sudah hampir 3 tahun senyumnya menemaniku ketika beristirahat.

Hey, aku tidak bilang aku jatuh cinta. Aku tidak tahu lebih tepatnya. Aku hanya suka melihat senyumnya. Lagi pula terlalu aneh bagiku untuk jatuh cinta pada orang yang tidak aku kenal.

Seketika pikiranku melayang pada Kamis minggu lalu. Itulah kali pertama aku mengetahui namanya dan senyumnya tertuju pada diriku!

Saat itu jam makan siang. Dia iseng sekali menukar ayam goreng miliknya dengan teman sebangkunya ketika lengah. Aku lihat jelas ia tertawa lebar saat temannya meneriakan namanya sambil mengoceh saat sadar bagiannya ditukar oleh gadis itu.

Oh, itu dia namanya… akupun masih belum melepaskan tatapanku padanya.

Saat itulah ia melihatku.

Ia melihatku.

Atau mungkin ia sadar ada seseorang yang menatapnya tanpa henti siang itu. Dan ia tersenyum kecil sambil menganggukkan kepalanya.

Ah, aku merasakan detak jantungku berhenti sesaat.

Hari ini adalah saatnya aku mengucapkan selamat tinggal dengan kenangan yang kumiliki saat berseragam putih abu-abu. Tapi apakah aku harus mengucapkan selamat tinggal padanya juga?

Akhirnya aku memutuskan untuk mengucapkan satu kata yang selalu aku simpan.

Alih-alih selamat tinggal, inilah yang aku ucapkan.

“Ha.. halo”

Sekarang atau terlambat. Aku ingin berkenalan denganmu…[]

Pukul 1 siang, di hari yang kutunggu-tunggu.

Hari ini.

Akhirnya datang juga.

Aku kira “halo” yang aku ucapkan kala itu hanya akan menjadi sebuah awal sekaligus akhir dari sebuah cerita…

Tapi, aku salah.

Di sinilah aku terduduk di salah satu sudut Kafe menunggu kedatangannya.

Apakah aku sudah terlihat rapih?

Menatap bayanganku yang terpantul di jendela Kafe. Hm, semoga saja sudah. Berkali-kali aku mengetukan jari-jemariku ke meja. Menutupi kegugupanku dan fakta bahwa ini kali pertama aku pergi berdua saja dengan seorang wanita.

Dia datang!

Aku melihat sosoknya sedikit berbeda dari gambaran yang terakhir terekam di ingatanku. Oh iya, ini pertama kalinya aku melihat dia dengan pakaian yang kasual bukan seragam. Tapi aku suka perasaan ini. Aku jadi sedikit mengenalnya bukan sebagai gadis yang senyumnya aku… ehm, sukai selama SMA.

Kali ini dia yang menyapaku duluan,

“Hey! Sudah lama ya?”

Oh, ternyata dia suka baca buku.

Aku meneliti sedikit novel yang sedari tadi ia tenteng. Namun pikiranku teralihkan oleh lagu yang sayup-sayup terdengar di Kafe siang itu.

I’ve got a picture of your house…
And you’re standing by the door…

Aneh, perasaan tadi tidak ada lagu apapun. Apa aku saja yang tidak sadar ya?
Terbangun dari lamunan sesaatku. Ternyata dia lagi menutup mata sambil bersenandung kecil.

Eh, Warrant? Dia suka lagu seperti ini?

Terlepas dari panasnya siang itu. Dan tak seberapa banyak kata yang terlontar dari mulutku.

Fakta bahwa senyumannya kali ini hanya tertuju padaku.

Aku belajar untuk mengenalnya sedikit demi sedikit. []

***
Aku akan membawa kalian kembali ke satu tahun lalu. Satu tahun terakhir yang memberikan warna dalam hidupku yang hanya abu-abu. Satu tahun terakhir yang membuat hatiku bekerja keras untuk mencoba melupakan Dia, gadis pujaanku saat SMA.

Kalian tahu soundcloud? Sejenis media social, hampir sama seperti facebook atau media social lainnya. Bedanya, disini kita tidak bisa hanya ngoceh gak jelas via text. Bukan gitu, maksudnya kalian boleh saja curhat atau apapun di soundcloud. Tapi dengan format suara. Ada story telling, curhat anak ABG, puisi, atau yang lucu-lucu juga ada. Rata-rata sih orang-orang mengcover lagu disini.

Aku menyukai media social ini. Selain tidak seramai twitter, soundcloud juga jadi sarana hiburan pelepas stress. Followingku dari berbagai genre. Pop, Rock, Swing, Country dan lain-lain. Kebanyakan sih artis soundcloud atau akun dari band-band indie.

Aku sendiri bukan cuma jadi penikmat karya dari seniman soundcloud. Aku mengupload rekaman permainan gitarku. Tanpa vocal. Instrumental gitu. Yaaaa aku sadar suaraku tidak sebagus artis soundcloud favoritku, tapi….

“wah, bagus banget coveran nya kak! sering-sering cover lagunya WSATCC yaah!” begitulah komentar yang aku tulis pada kolom komentar di track akun @SummerRain.

Aku memang penggemar semua karyanya. Awalnya ia hanya mengupload musikalisasi puisi, tapi akhir-akhir ini ia juga sering mengupload lagu yang ia cover. Aku mencintai setiap kata yang ia tumpahkan dalam puisinya dengan iringan melody yang memabukkan. Aku menyukai setiap ocehan berarti dalam yang ia ciptakan. Dan sekarang, aku semakin dibuat terpukau oleh suaranya saat bernyanyi.

Selera musiknya tidak seperti kebanyakan gadis seusianya. Eh? Seusianya? Kenapa aku jadi sok tahu? Ehm sebenarnya aku hanya mengira-ngira saja. Aku belum pernah bertemu dengan pemilik akun Summer Rain. Bahkan aku tidak bisa menerka-nerka bagaimana wajahnya. Summer Rain tidak pernah menunjukan wajahnya di soundcloud. Dia masih abu-abu. Dia masih samar-samar.

Aku sering meninggalkan jejak di kolom komentar setiap track yang ia upload. Template sih, seperti bagus, keren, atau komentar mainstream lainya. Alasannya sederhana, aku ingin Summer Rain tidak jenuh untuk menunjukan karyanya. Apresiasi seni, bukan?

“halo kak! makasih ya, btw aku juga suka denger instrumental yang kakak upload loh! Aku download juga buat didengerin kalo butuh inspirasi! Eh, maaf ya kalo belum izin sebelumnya :(” Woah?! DM? serius? Summer Rain dengerin track yang ku upload? Gak nyangka.

Aku memang tidak memprotect akun soundcloudku. Jadi semua orang bisa membuka profilku. Lagian buat apa soundcloud digembok? Emang ada yang mau maling? Kalo gak mau didengerin ya gak usah upload soundcloud, kan? Terus kan juga soundcloud dilengkapi fitur dimana kita bisa memprivate track yang kita upload. Gitu.

Summer Rain meminta maaf karena mendownload cover instrumentalku tanpa izin. Sebenarnya memang itu illegal karena aku tidak mengaktifkan fitur download, tapi kan ada software buat download secara illegal juga *oops. Aku sih tidak terlalu memikirkan. Bahkan siapa saja boleh mendownload karyaku walaupun secara illegal, bukan hanya Summer Rain. Kalau trackku boleh di download, kenapa tidak mengaktifkan fitur download? Ah, tidak. Biarkan mereka berusaha saja. Hehe.

Tunggu, Summer Rain kok bisa mengirimkan aku DM ya? Apa dia memfollow soundcloudku yang tidak jelas ini? Ku buka tab followersku. Benar. Ada @SummerRain disana. Tapi kok tidak masuk notifikasi ya? Ah iya, aku kan tidak mengaktifkan notifikasi orang yang memfollowku. Ngomong-ngomong, aku berteriak kegirangan dalam hati saat menerima DM nya. Sial. Aku mengidolakannya.

“ah iya gapapa kok. Ternyata kamu bagus juga kalo nyanyi. Sering-sering upload coveran ya! Terutama lagu-lagunya White Shoes & The Couples Company tuh, aku suka banget! Hehehehe XD” sial. Membalas DMnya saja jantungku berdebar. Rasanya seperti dapet feedback dari idola papan atas.

Aku menunggu balasan DMnya. Ah? Apa yang kulakukan? Summer Rain kan sibuk. Lagiapula tidak mungkin ia membalas DMku lagi. Followersnya kan banyak. Bahkan artis-artis soundcloud lain seperti Aditya Sofian dan Adinda_Adi juga memfollownya. Aku mah apa atuh? Cuma remahan ciki jeki yang seribuan. Hft.

“wah kakak juga suka WSATCC? Sama dong! Aku juga suka banget. Asik musiknya, ala-ala jadul gitu. Hehehe. Kalo Mocca suka juga gak? Bisa dong kapan-kapan kakak yang main musik, trus jadi minus one coveranku? Soalnya agak susah sih cari minus one band indie. lagian aku kan gabisa main alat musik hehehe :))”

Sial. Lagi-lagi jantungku dibuat berdebar hebat. Lagi-lagi ia membuatku lemah. Summer Rain yang kukagumi ngajak collab? Ya tuhan, ini anugerah! Mimpi apa aku semalam?

“kamu gak bercanda kan? Permainanku tuh masih cetek kali. Hahahaha cantik-cantik nglantur nih! XD” balasku dengan tubuh yang bergetar hebat.

Entah bagaimana dan atas dasar apa aku berani-beraninya ‘menggoda’ Summer Rain. Aku juga bisa-bisanya menyebut dia cantik padahal aku belum pernah melihat wajahnya.

“permainan gitar kakak bagus banget tauuuu! Sungha Jung Grade Ori deh! Hahaha LelsangatLel :D”

Aku jatuh dan tak bangun lagi
Tenggelam di rayuannya…..

Seketika playlistku memutar lagu White Shoes & The Couples Company yang judulnya “Roman Ketiga”. Ini memang bukan ‘Roman Ketiga’ –ku. Ini adalah yang kedua. Iya, setelah gadis pujaanku semasa SMA itu. Aku memang belum benar-benar melupakan ‘gadis SMA’-ku, tapi Summer Rain menjatuhkanku.

Mungkin mulai saat itu bisa dibilang aku dan Summer Rain menjadi dekat. Obrolan-obrolan pun bukan hanya yang penting saja, bahkan yang gak penting juga. Sudah beberapa track yang ia upload juga diiringi oleh instrumental dariku. Dan sekarang soundcloudku bukan hanya berisi melody-melody tanpa lirik. Suara Summer Rain juga ada disana. Mengobati kebisuan soundcloudku selama ini. Menyempurnakan petikan gitarku dengan suara indahnya.

Beberapa kali kami juga saling curhat. Entah mengapa, kami merasa nyaman curhat dengan orang yang sama-sama anonym. Alasannya sederhana, seorang anonym dunia maya yang mungkin tidak akan pernah bertemu kita di kehidupan nyata bisa dijamin kerahasiaanya. Logikanya begini. Aku tidak mengenalnya di kehidupan nyata, begitupun Summer Rain. Ia tidak mengenalku. Samasekali. Jadi, buat apa kami saling membocorkan curhatan? Lagian jika mau bocor sekalipun, identitas asli kami tidak akan terancam nama baiknya. Dia Summer Rain, dan tidak ada yang tahu siapa orang dibalik @SummerRain.

Summer Rain. Nama itu ia pilih katanya sih karena dia suka matahari dan hujan. Lucu ya? Ibarat dia suka banjir sama kemarau. Berlawanan. Tak pernah satu. Matahari identik dengan Summer, dan hujan dalam bahasa inggris adalah Rain. Ia menyukai sinar mentari yang menghidupkan seluruh dunia. Di sisi lain, ia juga suka hujan yang menenangkan. Katanya, butiran air hujan yang jatuh membuatnya nyaman. Inspirasi puisinya juga datang dari hujan.

Dia cantik. Bukan, Summer Rain lebih dari cantik.

Entah mengapa, aku perlahan bisa melupakan gadis pujaanku semasa SMA dulu. Padahal sebelum mengenal soundcloud Summer Rain, selama beberapa tahun setelah lulus SMA aku seperti ogah-ogahan menjalani hidup.

Dia –gadis pujaanku di SMA- adalah penyemangat hari-hariku selama 3 tahun di sekolah. Dia adalah nyawaku. Dia adalah energiku. Maka saat habis masanya, aku seperti kehilangan hidupku.

Dia –gadis pujaanku di SMA- selalu ku tunggu senyumnya. Dia cantik. Tidak, bahkan kata cantik saja terlalu naif jika aku yang menyebutkan. Bagiku, Dia lebih dari sekedar cantik. Dia sempurna. Oke, hanya Tuhan yang sempurna. Dia adalah ciptaan Tuhan paling sempurna. Maka siapalah aku yang bermimpi untuk bisa mendapatkan hatinya?

Aku berharap Dia akan satu universitas denganku setelah lulus SMA. Tetapi takdir berkata lain. Sejak hari dimana aku mengucapkan kata pertama dan mungkin kata terakhirku yang hanya berwujud ‘halo’ –itupun gagap-, aku tidak pernah mendapat informasi tentangnya. Sedikitpun tidak. Aku kehilangannya.

Tentang Dia, aku juga mencurahkannya kepada Summer Rain.

Summer Rain mungkin lebih sering curhat daripada aku. Dan aku sangat bersedia bahkan ingin ia terus ‘berbicara’ padaku. Namun ternyata curhatan kami hampir mirip. Ia juga kehilangan sosok yang ia kagumi saat SMA. Sama, lost contact.

Sebenarnya saat aku curhat tentang Dia kepada Summer Rain, itu hanya iseng saja. Dan aku rasa Summer Rain tidak punya rasa apa-apa terhadapku. Ia kan juga memiliki laki-laki idamannya. Bukan aku. Jelas. Tapi ketika Summer Rain curhat tentang perasaanya kepada laki-laki idaman saat ia SMA kok dadaku nyeri ya? []


“kak, seminggu lagi aku mau ke jogja nih! Ayo ketemuan!”

DMnya kali ini sungguh mengejutkanku. Antara senang dan takut. Tidak, aku tidak berpikiran kalau Summer Rain itu begal. Aku hanya….. tidak percaya diri.

Aku ragu untuk membalasnya.

Oh iya, aku belum cerita ya? Gini deh.

Summer Rain itu dulunya anak Jogja, tapi kuliah di Melbourne. SMA nya juga di jogja. Tapi dia tidak member tahuku dulu SMA dimana. Yang aku gak habis pikir, kok bisa ya Summer Rain ngajak aku ketemuan? Apa dia gak takut aku culik? Kita kan belum pernah bertemu sebelumnya.

“serius? Emangnya kamu gak takut sama Kakak? Kalo kakak bukan orang baik gimana?” oke, harusnya aku gak begini. Bisa saja kan Summer Rain jadi takut terus mengurungkan niatnya untuk ketemuan? Dan yang lebih parah kalau Summer Rain jadi tidak ingin berhubungan denganku lagi. Berarti bakal kehilangan lagi dong? Argh sial. Kenapa aku bisa-bisanya menulis kalimat bodoh seperti itu-___-

“enggak. Aku yakin kakak orang baik. Jadi ya ketemuan? Mau lihat Sungha Jung grade ori nih! Hahahaha :D”

Serius? Demi apa? AAAAAAAAAAAAAAAA! GILAK GUE SENENG BANGET!

“okedeh. Seminggu lagi ya. Kalo udah hari H, kabarin aja mau ketemu dimana. Kalo bisa siang ya, soalnya kalo malem kakak mau nonton Tukang Haji Naek Bubur hehehe”

Yak. Tenang, tenang. Seminggu lagi. Aku harus tenang. Yaampun ini masih lama. Masih seminggu lagi, tapi deg-degan parah. Lemes. Bahagiaku tak terlukiskan kata-kata. Aku akan bertemu idolaku. Aku akan bertemu gadis pujaanku yang baru. Aku akan bertemu Summer Rain. OMG seminggu lagi! []

***

Ini hari yang kutunggu-tunggu. Setelah selama seminggu ini aku tidak bisa tidur nyenyak, akhirnya hari ini datang juga.

Seminggu ini aku terus memikirkan Summer Rain. Ah, tidak. Lebih tepatnya memikirkan obrolan saat kami bertatap muka nanti. Aku memang orang yang tidak banyak bicara, bahkan cenderung takut jika berbicara dengan perempuan kecuali ibuku. Sungguh, nyali ku sangat kecil untuk sekedar menatap mata wanita.

Summer Rain memilih kafe yang kebetulan tidak jauh dari rumahku. Jadi, waktu ku untuk mempersiapkan diri lebih banyak. Just dressed up, bukan dandan. Dih, kalian kira aku laki-laki macam apa? Ya, setidaknya harus ganteng maksimal lah. Kan mau ketemu pujaan hati. Hehehe.

   Aku sudah disini sekitar setengah jam lalu. Di kafe bertema klasik dengan barang-barang antik. Berbagai macam gambar menempel indah di dindingnya. Ada satu spot di kafe ini yang sangat aku suka namun aku hindari sejak SMA. Di ujung sana, di dinding yang berwarna putih. Itu spot nya. Satu dinding penuh dengan buku yang disusun rapi di rak yang membentuk nama dari kafe itu. Di dekatnya ada banyak bantal agar pengunjung yang juga ingin membaca koleksi buku dari kafe itu merasa nyaman. Ini bagus deh, serius!

   Di spot buku itu, aku kembali mengingat Dia. Masa SMA ku. Dia selalu membaca disana. Dengan teman-temannya atau sendirian. Dia sering sekali kesini saat pulang sekolah. Kok aku tahu? Kan aku bilang kafe ini dekat dengan rumahku.

   Oke, aku mulai ingat Dia lagi. Tidak, ini tidak boleh terjadi. Masa tembok move on ku runtuh secepat ini? Ayolah Summer Rain, cepat datang! Aku takut gagal move on.

Dia datang!

Sial. Kenapa ada Dia? Aku kan mau bertemu Summer Rain!

Aku melihat sosoknya sedikit berbeda dari gambaran yang terakhir terekam di ingatanku. Oh iya, ini pertama kalinya aku melihat dia dengan pakaian yang kasual bukan seragam. Tapi aku suka perasaan ini. Aku jadi sedikit mengenalnya bukan sebagai gadis yang senyumnya aku… ehm, sukai selama SMA.

Kali ini dia yang menyapaku duluan. Demi apapun! Dia luar biasa cantik!

“Hey! Sudah lama ya?” ucapnya langsung mengambil kursi di depanku.

Tepat di depanku. Satu meja denganku.

Aku masih membisu. Pertama, aku kaget kenapa bisa ketemu Dia lagi? bukannya selama ini Dia menghilang? Kedua, kenapa Dia bilang ‘sudah lama ya?’ seakan kami sudah ada janji sebelumnya? Bukankah ini kebetulan.

Ah, tapi aku senang bisa kembali melihat Dia. Cinta pertamaku.

Dia masih suka membaca rupanya. Ia membawa beberapa novel. Mungkin memang selama ini ia masih di jogja, cuma tidak pernah bertemu saja.

“kamu @GuitarAutumn kan?” lamunanku buyar. Dia…. Apa? Dia kok nanya begitu?

Eh tunggu, kok Dia tau akun soundcloudku? Terus kenapa….. ah! Demi apa? Kok bisa?!

“ka-kamu @SummerRain?” ia hanya tersenyum.

Dia. Gadis pujaanku semasa SMA ternyata adalah orang dibalik akun Summer Rain. Sungguh ini kebetulan yang aneh.

Dia yang dulu memanjangkan rambut kini memotong rambutnya sebahu. Senyumnya tidak berubah. Masih hangat seperti dulu. Bedanya, selama 3 tahun itu senyumnya tidak pernah untukku.

Obrolan kami cukup hangat walaupun aku bisa dibilang sedikit berbicara. Aku lebih senang mendengarkan. Sesekali terkekeh karena ceritanya. Dia adalah Summer Rain. Tidak berubah sedikitpun. Sama seperti Summer Rain yang ku kenal dari soundcloud.

Banyak hal yang kami bicarakan. Aku mengenalnya sebagai sosok seorang Summer Rain, bukan Dia. Aku menyukainya sebagai orang yang ku kagumi di soundcloud, Summer Rain. Roman keduaku. Orang kedua dalam satu tubuh dengan cinta pertama yang sebelumnya sempat menjatuhkanku. Orang kedua yang berhasil menyusun batu pada pondasi move on ku. Roman kedua dalam tubuh cinta pertama.

Kami membicarakan berbagai hal. Mulai dari yang gak penting sampai yang gak penting banget. Seperti film favorit, band-band indie, dan lainnya. Sengaja aku tidak menyinggung ‘cinta kami’ di masa SMA. Hatiku sudah terlanjur jatuh padanya. Dan aku tidak ingin mengubur harapanku lagi di roman kedua ini ketika ia membahas laki-laki idaman nya saat SMA.

Saat aku bicara, maka saat itulah giliran Summer Rain yang mendengarkan. Aku yakin ia lupa dengan wajahku. Ia tidak tahu kalau aku adalah teman SMAnya. Ia tidak sadar kalau aku adalah pengagum sosoknya saat SMA.

Awalnya ia biasa saja memperhatikanku, tapi sejurus kemudian ia seperti meneliti setiap inchi dari wajahku. Aku yang menyadari hal itu seketika langsung menghentikan ceritaku. Ramainya kafe ini seakan menjadi hening ketika kami membisu. Aku menatap wajahnya seperti yang ia lakukan padaku. Mata kami bertemu dalam roman kedua ku.

Sungguh, dia cantik sekali!

Demi Tuhan, ini adalah kesempurnaan di mataku.

Beberapa detik dalam keheningan. Beberapa detik dalam kuncian pandang mata. Dia, Summer Rain sangat indah. Aku rasa Tuhan sedang pamer akan kesempurnaan yang Ia ciptakan.

“kamu….. kamu yang waktu itu---”

“iya. Benar. Aku yang waktu itu bilang ‘halo’ ke kamu saat pengumuman kelulusan. Kita bertemu lagi, ya? Hahaha”

Bagai lagu White Shoes & The Couples Company, ini adalah ‘Super Reuni’.

Tak terduga. Tak terencana.

Akhirnya ia menyadari. Aku memang banyak berubah. Sejak kata pertamaku kepada Dia hari itu, aku memutuskan untuk memperbaiki kualitas diri.

Masih gamblang teringat di memoriku hari itu. Saat sebuah ‘halo’ bisa merubah hidup seseorang. Kalimat pedas yang menyakitkan digunakan untuk membalas sebuah ‘halo’.

“eh ngaca dong! Lo itu siapa, Dia siapa. Udah deh gak usah banyak ngarep!” aku mengingatnya. Bukan, bukan Dia yang mengatakan kala itu. Temannya yang bilang. Dia berlalu bersama teman-temannya. Aku hanya bisa menatap punggungnya. Aku kecil di kerumunan. Aku bukan siapa-siapa.

Aku tahu diri. Aku memang bukan siapa-siapa di sekolah. Bahkan mungkin teman satu angkatan jarang mengetahui namaku. Aku cupu, kurus, tampangku juga pas-pasan. Gak banget deh. Tapi semenjak ucapan dari temannya kala itu, I’ve totally changed. Aku ngegym, banyak makan untuk menambah berat badanku agar tidak kerempeng lagi. Aku juga memperbaiki penampilanku. Brewok tipis ku pelihara di wajahku agar terlihat lebih ‘laki’. Intinya aku bukan aku di cinta pertama. Aku adalah aku pada Roman kedua. Mungkin itu kenapa Dia tidak menyadari siapa aku.

Dia meminta maaf atas kejadian itu. Ia juga bilang bahwa selama ini ia berusaha mencari kontakku. Dan yang paling membahagiakan adalah saat ia bilang bahwa laki-laki idaman pada masa SMA nya adalah seorang yang cupu, kurus, dan bukan siapa-siapa. Ia ingat saat pertama kali aku ketahuan memandangnya, lalu ia tersenyum dengan sebuah anggukan di seberang meja kantin.

“itu adalah pandangan dari rasa paling tulus yang aku tahu. Jadi, Guitar Autumn. Kita mulai lembaran baru ya. Kenalin, Aku Viny. Ratu Vienny Fitrilya!”

Ia mengulurkan tangannya. Aku balas dengan menjabatnya. Senyum cerah terlukis indah di wajahnya. Hangat, bagai sinar mentari. Sejuk dan menenangkan, bagai buliran air hujan.


Summer Rain. Viny. Masa SMAku :))

                                                                      -END-
.
.
.
.

gimana?
semoga suka ya. pertama kali bikin selain Gremids nih.
tunggu Tulip Merah: 8 ya yang gatau kapan dilanjut. lagi males nulis hehe XD
kritik, saran, dan komentar buooooleeeehhh sekali XD
- @satepadang48 -

No comments:

Post a Comment