jadi gini, kali ini bukan Gremids ya. ikutan #AkuLanjutinYa nya kak Viny
buat kalian, terutama kak Viny jeketi, selamat membaca yaaaaw! XD
.
.
.
.
.
.
Pukul 10 pagi , di atas hamparan pasir pantai putih.
Di sanalah ia
berdiri. Di antara celah-celah mentari. Sinar mentari kala itu sedikit
menghalangiku melihat wajahnya. Tapi aku yakin ia sedang tersenyum.
Dia.
Dia yang selalu
aku lihat ketika jam istirahat sekolah. Sudah hampir 3 tahun senyumnya
menemaniku ketika beristirahat.
Hey, aku tidak
bilang aku jatuh cinta. Aku tidak tahu lebih tepatnya. Aku hanya suka melihat
senyumnya. Lagi pula terlalu aneh bagiku untuk jatuh cinta pada orang yang
tidak aku kenal.
Seketika
pikiranku melayang pada Kamis minggu lalu. Itulah kali pertama aku mengetahui
namanya dan senyumnya tertuju pada diriku!
Saat itu jam
makan siang. Dia iseng sekali menukar ayam goreng miliknya dengan teman
sebangkunya ketika lengah. Aku lihat jelas ia tertawa lebar saat temannya
meneriakan namanya sambil mengoceh saat sadar bagiannya ditukar oleh gadis itu.
Oh, itu dia
namanya… akupun masih belum melepaskan tatapanku padanya.
Saat itulah ia
melihatku.
Ia melihatku.
Atau mungkin ia
sadar ada seseorang yang menatapnya tanpa henti siang itu. Dan ia tersenyum kecil sambil menganggukkan kepalanya.
Ah, aku
merasakan detak jantungku berhenti sesaat.
Hari ini adalah
saatnya aku mengucapkan selamat tinggal dengan kenangan yang kumiliki saat
berseragam putih abu-abu. Tapi apakah aku harus mengucapkan selamat tinggal
padanya juga?
Akhirnya aku
memutuskan untuk mengucapkan satu kata yang selalu aku simpan.
Alih-alih
selamat tinggal, inilah yang aku ucapkan.
“Ha.. halo”
Sekarang atau
terlambat. Aku ingin berkenalan denganmu…[]
Pukul 1 siang, di hari yang kutunggu-tunggu.
Hari ini.
Akhirnya datang
juga.
Aku kira “halo”
yang aku ucapkan kala itu hanya akan menjadi sebuah awal sekaligus akhir dari sebuah
cerita…
Tapi, aku
salah.
Di sinilah aku
terduduk di salah satu sudut Kafe menunggu kedatangannya.
Apakah aku
sudah terlihat rapih?
Menatap
bayanganku yang terpantul di jendela Kafe. Hm, semoga saja sudah. Berkali-kali
aku mengetukan jari-jemariku ke meja. Menutupi kegugupanku dan fakta bahwa ini
kali pertama aku pergi berdua saja dengan seorang wanita.
Dia datang!
Aku melihat
sosoknya sedikit berbeda dari gambaran yang terakhir terekam di ingatanku. Oh
iya, ini pertama kalinya aku melihat dia dengan pakaian yang kasual bukan
seragam. Tapi aku suka perasaan ini. Aku jadi sedikit mengenalnya bukan sebagai
gadis yang senyumnya aku… ehm, sukai selama SMA.
Kali ini dia
yang menyapaku duluan,
“Hey! Sudah
lama ya?”
Oh, ternyata
dia suka baca buku.
Aku meneliti
sedikit novel yang sedari tadi ia tenteng. Namun pikiranku teralihkan oleh lagu
yang sayup-sayup terdengar di Kafe siang itu.
I’ve got a picture of your house…
And you’re standing by the door…
Aneh, perasaan
tadi tidak ada lagu apapun. Apa aku saja yang tidak sadar ya?
Terbangun dari lamunan sesaatku. Ternyata dia lagi menutup mata sambil bersenandung kecil.
Terbangun dari lamunan sesaatku. Ternyata dia lagi menutup mata sambil bersenandung kecil.
Eh, Warrant? Dia suka lagu seperti ini?
Terlepas dari
panasnya siang itu. Dan tak seberapa banyak kata yang terlontar dari mulutku.
Fakta bahwa
senyumannya kali ini hanya tertuju padaku.
Aku belajar
untuk mengenalnya sedikit demi sedikit. []
***
Aku akan
membawa kalian kembali ke satu tahun lalu. Satu tahun terakhir yang memberikan
warna dalam hidupku yang hanya abu-abu. Satu tahun terakhir yang membuat hatiku
bekerja keras untuk mencoba melupakan Dia, gadis pujaanku saat SMA.
Kalian tahu
soundcloud? Sejenis media social, hampir sama seperti facebook atau media
social lainnya. Bedanya, disini kita tidak bisa hanya ngoceh gak jelas via
text. Bukan gitu, maksudnya kalian boleh saja curhat atau apapun di soundcloud.
Tapi dengan format suara. Ada story telling, curhat anak ABG, puisi, atau yang
lucu-lucu juga ada. Rata-rata sih orang-orang mengcover lagu disini.
Aku menyukai
media social ini. Selain tidak seramai twitter, soundcloud juga jadi sarana
hiburan pelepas stress. Followingku dari berbagai genre. Pop, Rock, Swing,
Country dan lain-lain. Kebanyakan sih artis soundcloud atau akun dari band-band
indie.
Aku sendiri
bukan cuma jadi penikmat karya dari seniman soundcloud. Aku mengupload rekaman
permainan gitarku. Tanpa vocal. Instrumental gitu. Yaaaa aku sadar suaraku
tidak sebagus artis soundcloud favoritku, tapi….
“wah, bagus banget coveran nya kak!
sering-sering cover lagunya WSATCC yaah!” begitulah komentar yang aku tulis
pada kolom komentar di track akun @SummerRain.
Aku memang
penggemar semua karyanya. Awalnya ia hanya mengupload musikalisasi puisi, tapi
akhir-akhir ini ia juga sering mengupload lagu yang ia cover. Aku mencintai
setiap kata yang ia tumpahkan dalam puisinya dengan iringan melody yang
memabukkan. Aku menyukai setiap ocehan berarti dalam yang ia ciptakan. Dan
sekarang, aku semakin dibuat terpukau oleh suaranya saat bernyanyi.
Selera musiknya
tidak seperti kebanyakan gadis seusianya. Eh? Seusianya? Kenapa aku jadi sok
tahu? Ehm sebenarnya aku hanya mengira-ngira saja. Aku belum pernah bertemu
dengan pemilik akun Summer Rain. Bahkan aku tidak bisa menerka-nerka bagaimana
wajahnya. Summer Rain tidak pernah menunjukan wajahnya di soundcloud. Dia masih
abu-abu. Dia masih samar-samar.
Aku sering
meninggalkan jejak di kolom komentar setiap track yang ia upload. Template sih,
seperti bagus, keren, atau komentar mainstream lainya. Alasannya sederhana, aku
ingin Summer Rain tidak jenuh untuk menunjukan karyanya. Apresiasi seni, bukan?
“halo kak! makasih ya, btw aku juga suka
denger instrumental yang kakak upload loh! Aku download juga buat didengerin
kalo butuh inspirasi! Eh, maaf ya kalo belum izin sebelumnya :(” Woah?! DM?
serius? Summer Rain dengerin track yang ku upload? Gak nyangka.
Aku memang
tidak memprotect akun soundcloudku. Jadi semua orang bisa membuka profilku.
Lagian buat apa soundcloud digembok? Emang ada yang mau maling? Kalo gak mau
didengerin ya gak usah upload soundcloud, kan? Terus kan juga soundcloud
dilengkapi fitur dimana kita bisa memprivate track yang kita upload. Gitu.
Summer Rain
meminta maaf karena mendownload cover instrumentalku tanpa izin. Sebenarnya
memang itu illegal karena aku tidak mengaktifkan fitur download, tapi kan ada
software buat download secara illegal juga *oops. Aku sih tidak terlalu
memikirkan. Bahkan siapa saja boleh mendownload karyaku walaupun secara
illegal, bukan hanya Summer Rain. Kalau trackku boleh di download, kenapa tidak
mengaktifkan fitur download? Ah, tidak. Biarkan mereka berusaha saja. Hehe.
Tunggu, Summer
Rain kok bisa mengirimkan aku DM ya? Apa dia memfollow soundcloudku yang tidak
jelas ini? Ku buka tab followersku. Benar. Ada @SummerRain disana. Tapi kok
tidak masuk notifikasi ya? Ah iya, aku kan tidak mengaktifkan notifikasi orang
yang memfollowku. Ngomong-ngomong, aku berteriak kegirangan dalam hati saat
menerima DM nya. Sial. Aku mengidolakannya.
“ah iya gapapa kok. Ternyata kamu bagus
juga kalo nyanyi. Sering-sering upload coveran ya! Terutama lagu-lagunya White
Shoes & The Couples Company tuh, aku suka banget! Hehehehe XD” sial.
Membalas DMnya saja jantungku berdebar. Rasanya seperti dapet feedback dari
idola papan atas.
Aku menunggu
balasan DMnya. Ah? Apa yang kulakukan? Summer Rain kan sibuk. Lagiapula tidak
mungkin ia membalas DMku lagi. Followersnya kan banyak. Bahkan artis-artis
soundcloud lain seperti Aditya Sofian dan Adinda_Adi juga memfollownya. Aku mah
apa atuh? Cuma remahan ciki jeki yang seribuan. Hft.
“wah kakak juga suka WSATCC? Sama dong! Aku
juga suka banget. Asik musiknya, ala-ala jadul gitu. Hehehe. Kalo Mocca suka
juga gak? Bisa dong kapan-kapan kakak yang main musik, trus jadi minus one coveranku?
Soalnya agak susah sih cari minus one band indie. lagian aku kan gabisa main
alat musik hehehe :))”
Sial. Lagi-lagi
jantungku dibuat berdebar hebat. Lagi-lagi ia membuatku lemah. Summer Rain yang
kukagumi ngajak collab? Ya tuhan, ini anugerah! Mimpi apa aku semalam?
“kamu gak bercanda kan? Permainanku tuh
masih cetek kali. Hahahaha cantik-cantik nglantur nih! XD” balasku dengan
tubuh yang bergetar hebat.
Entah bagaimana
dan atas dasar apa aku berani-beraninya ‘menggoda’ Summer Rain. Aku juga
bisa-bisanya menyebut dia cantik padahal aku belum pernah melihat wajahnya.
“permainan gitar kakak bagus banget tauuuu!
Sungha Jung Grade Ori deh! Hahaha LelsangatLel :D”
Aku jatuh dan tak bangun lagi
Tenggelam di rayuannya…..
Seketika
playlistku memutar lagu White Shoes & The Couples Company yang judulnya
“Roman Ketiga”. Ini memang bukan ‘Roman Ketiga’ –ku. Ini adalah yang kedua.
Iya, setelah gadis pujaanku semasa SMA itu. Aku memang belum benar-benar
melupakan ‘gadis SMA’-ku, tapi Summer Rain menjatuhkanku.
Mungkin mulai
saat itu bisa dibilang aku dan Summer Rain menjadi dekat. Obrolan-obrolan pun
bukan hanya yang penting saja, bahkan yang gak penting juga. Sudah beberapa
track yang ia upload juga diiringi oleh instrumental dariku. Dan sekarang
soundcloudku bukan hanya berisi melody-melody tanpa lirik. Suara Summer Rain
juga ada disana. Mengobati kebisuan soundcloudku selama ini. Menyempurnakan
petikan gitarku dengan suara indahnya.
Beberapa kali
kami juga saling curhat. Entah mengapa, kami merasa nyaman curhat dengan orang
yang sama-sama anonym. Alasannya sederhana, seorang anonym dunia maya yang
mungkin tidak akan pernah bertemu kita di kehidupan nyata bisa dijamin
kerahasiaanya. Logikanya begini. Aku tidak mengenalnya di kehidupan nyata,
begitupun Summer Rain. Ia tidak mengenalku. Samasekali. Jadi, buat apa kami
saling membocorkan curhatan? Lagian jika mau bocor sekalipun, identitas asli
kami tidak akan terancam nama baiknya. Dia Summer Rain, dan tidak ada yang tahu
siapa orang dibalik @SummerRain.
Summer Rain.
Nama itu ia pilih katanya sih karena dia suka matahari dan hujan. Lucu ya?
Ibarat dia suka banjir sama kemarau. Berlawanan. Tak pernah satu. Matahari
identik dengan Summer, dan hujan dalam bahasa inggris adalah Rain. Ia menyukai
sinar mentari yang menghidupkan seluruh dunia. Di sisi lain, ia juga suka hujan
yang menenangkan. Katanya, butiran air hujan yang jatuh membuatnya nyaman.
Inspirasi puisinya juga datang dari hujan.
Dia cantik.
Bukan, Summer Rain lebih dari cantik.
Entah mengapa,
aku perlahan bisa melupakan gadis pujaanku semasa SMA dulu. Padahal sebelum
mengenal soundcloud Summer Rain, selama beberapa tahun setelah lulus SMA aku
seperti ogah-ogahan menjalani hidup.
Dia –gadis
pujaanku di SMA- adalah penyemangat hari-hariku selama 3 tahun di sekolah. Dia
adalah nyawaku. Dia adalah energiku. Maka saat habis masanya, aku seperti
kehilangan hidupku.
Dia –gadis
pujaanku di SMA- selalu ku tunggu senyumnya. Dia cantik. Tidak, bahkan kata
cantik saja terlalu naif jika aku yang menyebutkan. Bagiku, Dia lebih dari
sekedar cantik. Dia sempurna. Oke, hanya Tuhan yang sempurna. Dia adalah
ciptaan Tuhan paling sempurna. Maka siapalah aku yang bermimpi untuk bisa
mendapatkan hatinya?
Aku berharap
Dia akan satu universitas denganku setelah lulus SMA. Tetapi takdir berkata
lain. Sejak hari dimana aku mengucapkan kata pertama dan mungkin kata
terakhirku yang hanya berwujud ‘halo’ –itupun gagap-, aku tidak pernah mendapat
informasi tentangnya. Sedikitpun tidak. Aku kehilangannya.
Tentang Dia,
aku juga mencurahkannya kepada Summer Rain.
Summer Rain
mungkin lebih sering curhat daripada aku. Dan aku sangat bersedia bahkan ingin
ia terus ‘berbicara’ padaku. Namun ternyata curhatan kami hampir mirip. Ia juga
kehilangan sosok yang ia kagumi saat SMA. Sama, lost contact.
Sebenarnya saat
aku curhat tentang Dia kepada Summer Rain, itu hanya iseng saja. Dan aku rasa
Summer Rain tidak punya rasa apa-apa terhadapku. Ia kan juga memiliki laki-laki
idamannya. Bukan aku. Jelas. Tapi ketika Summer Rain curhat tentang perasaanya
kepada laki-laki idaman saat ia SMA kok dadaku nyeri ya? []
“kak, seminggu lagi aku mau ke jogja nih!
Ayo ketemuan!”
DMnya kali ini
sungguh mengejutkanku. Antara senang dan takut. Tidak, aku tidak berpikiran
kalau Summer Rain itu begal. Aku hanya….. tidak percaya diri.
Aku ragu untuk
membalasnya.
Oh iya, aku
belum cerita ya? Gini deh.
Summer Rain itu
dulunya anak Jogja, tapi kuliah di Melbourne. SMA nya juga di jogja. Tapi dia
tidak member tahuku dulu SMA dimana. Yang aku gak habis pikir, kok bisa ya
Summer Rain ngajak aku ketemuan? Apa dia gak takut aku culik? Kita kan belum
pernah bertemu sebelumnya.
“serius? Emangnya kamu gak takut sama
Kakak? Kalo kakak bukan orang baik gimana?” oke, harusnya aku gak begini.
Bisa saja kan Summer Rain jadi takut terus mengurungkan niatnya untuk ketemuan?
Dan yang lebih parah kalau Summer Rain jadi tidak ingin berhubungan denganku
lagi. Berarti bakal kehilangan lagi dong? Argh sial. Kenapa aku bisa-bisanya
menulis kalimat bodoh seperti itu-___-
“enggak. Aku yakin kakak orang baik. Jadi
ya ketemuan? Mau lihat Sungha Jung grade ori nih! Hahahaha :D”
Serius? Demi
apa? AAAAAAAAAAAAAAAA! GILAK GUE SENENG BANGET!
“okedeh. Seminggu lagi ya. Kalo udah hari
H, kabarin aja mau ketemu dimana. Kalo bisa siang ya, soalnya kalo malem kakak mau
nonton Tukang Haji Naek Bubur hehehe”
Yak. Tenang,
tenang. Seminggu lagi. Aku harus tenang. Yaampun ini masih lama. Masih seminggu
lagi, tapi deg-degan parah. Lemes. Bahagiaku tak terlukiskan kata-kata. Aku
akan bertemu idolaku. Aku akan bertemu gadis pujaanku yang baru. Aku akan
bertemu Summer Rain. OMG seminggu lagi! []
***
Ini hari yang
kutunggu-tunggu. Setelah selama seminggu ini aku tidak bisa tidur nyenyak,
akhirnya hari ini datang juga.
Seminggu ini
aku terus memikirkan Summer Rain. Ah, tidak. Lebih tepatnya memikirkan obrolan
saat kami bertatap muka nanti. Aku memang orang yang tidak banyak bicara,
bahkan cenderung takut jika berbicara dengan perempuan kecuali ibuku. Sungguh,
nyali ku sangat kecil untuk sekedar menatap mata wanita.
Summer Rain
memilih kafe yang kebetulan tidak jauh dari rumahku. Jadi, waktu ku untuk
mempersiapkan diri lebih banyak. Just dressed up, bukan dandan. Dih, kalian
kira aku laki-laki macam apa? Ya, setidaknya harus ganteng maksimal lah. Kan
mau ketemu pujaan hati. Hehehe.
Aku sudah disini sekitar setengah jam lalu.
Di kafe bertema klasik dengan barang-barang antik. Berbagai macam gambar
menempel indah di dindingnya. Ada satu spot
di kafe ini yang sangat aku suka namun aku hindari sejak SMA. Di ujung sana, di
dinding yang berwarna putih. Itu spot
nya. Satu dinding penuh dengan buku yang disusun rapi di rak yang membentuk
nama dari kafe itu. Di dekatnya ada banyak bantal agar pengunjung yang juga
ingin membaca koleksi buku dari kafe itu merasa nyaman. Ini bagus deh, serius!
Di spot
buku itu, aku kembali mengingat Dia. Masa SMA ku. Dia selalu membaca disana.
Dengan teman-temannya atau sendirian. Dia sering sekali kesini saat pulang
sekolah. Kok aku tahu? Kan aku bilang kafe ini dekat dengan rumahku.
Oke, aku mulai ingat Dia lagi. Tidak, ini
tidak boleh terjadi. Masa tembok move on ku runtuh secepat ini? Ayolah Summer
Rain, cepat datang! Aku takut gagal move on.
Dia datang!
Sial. Kenapa
ada Dia? Aku kan mau bertemu Summer Rain!
Aku melihat
sosoknya sedikit berbeda dari gambaran yang terakhir terekam di ingatanku. Oh
iya, ini pertama kalinya aku melihat dia dengan pakaian yang kasual bukan
seragam. Tapi aku suka perasaan ini. Aku jadi sedikit mengenalnya bukan sebagai
gadis yang senyumnya aku… ehm, sukai selama SMA.
Kali ini dia
yang menyapaku duluan. Demi apapun! Dia luar biasa cantik!
“Hey! Sudah
lama ya?” ucapnya langsung mengambil kursi di depanku.
Tepat di
depanku. Satu meja denganku.
Aku masih
membisu. Pertama, aku kaget kenapa bisa ketemu Dia lagi? bukannya selama ini Dia
menghilang? Kedua, kenapa Dia bilang ‘sudah lama ya?’ seakan kami sudah ada
janji sebelumnya? Bukankah ini kebetulan.
Ah, tapi aku
senang bisa kembali melihat Dia. Cinta pertamaku.
Dia masih suka
membaca rupanya. Ia membawa beberapa novel. Mungkin memang selama ini ia masih
di jogja, cuma tidak pernah bertemu saja.
“kamu
@GuitarAutumn kan?” lamunanku buyar. Dia…. Apa? Dia kok nanya begitu?
Eh tunggu, kok
Dia tau akun soundcloudku? Terus kenapa….. ah! Demi apa? Kok bisa?!
“ka-kamu
@SummerRain?” ia hanya tersenyum.
Dia. Gadis
pujaanku semasa SMA ternyata adalah orang dibalik akun Summer Rain. Sungguh ini
kebetulan yang aneh.
Dia yang dulu
memanjangkan rambut kini memotong rambutnya sebahu. Senyumnya tidak berubah.
Masih hangat seperti dulu. Bedanya, selama 3 tahun itu senyumnya tidak pernah
untukku.
Obrolan kami
cukup hangat walaupun aku bisa dibilang sedikit berbicara. Aku lebih senang
mendengarkan. Sesekali terkekeh karena ceritanya. Dia adalah Summer Rain. Tidak
berubah sedikitpun. Sama seperti Summer Rain yang ku kenal dari soundcloud.
Banyak hal yang
kami bicarakan. Aku mengenalnya sebagai sosok seorang Summer Rain, bukan Dia.
Aku menyukainya sebagai orang yang ku kagumi di soundcloud, Summer Rain. Roman
keduaku. Orang kedua dalam satu tubuh dengan cinta pertama yang sebelumnya
sempat menjatuhkanku. Orang kedua yang berhasil menyusun batu pada pondasi move
on ku. Roman kedua dalam tubuh cinta pertama.
Kami
membicarakan berbagai hal. Mulai dari yang gak penting sampai yang gak penting banget.
Seperti film favorit, band-band indie, dan lainnya. Sengaja aku tidak
menyinggung ‘cinta kami’ di masa SMA. Hatiku sudah terlanjur jatuh padanya. Dan
aku tidak ingin mengubur harapanku lagi di roman kedua ini ketika ia membahas
laki-laki idaman nya saat SMA.
Saat aku
bicara, maka saat itulah giliran Summer Rain yang mendengarkan. Aku yakin ia
lupa dengan wajahku. Ia tidak tahu kalau aku adalah teman SMAnya. Ia tidak
sadar kalau aku adalah pengagum sosoknya saat SMA.
Awalnya ia
biasa saja memperhatikanku, tapi sejurus kemudian ia seperti meneliti setiap
inchi dari wajahku. Aku yang menyadari hal itu seketika langsung menghentikan
ceritaku. Ramainya kafe ini seakan menjadi hening ketika kami membisu. Aku
menatap wajahnya seperti yang ia lakukan padaku. Mata kami bertemu dalam roman
kedua ku.
Sungguh, dia
cantik sekali!
Demi Tuhan, ini
adalah kesempurnaan di mataku.
Beberapa detik
dalam keheningan. Beberapa detik dalam kuncian pandang mata. Dia, Summer Rain
sangat indah. Aku rasa Tuhan sedang pamer akan kesempurnaan yang Ia ciptakan.
“kamu….. kamu
yang waktu itu---”
“iya. Benar.
Aku yang waktu itu bilang ‘halo’ ke kamu saat pengumuman kelulusan. Kita
bertemu lagi, ya? Hahaha”
Bagai lagu
White Shoes & The Couples Company, ini adalah ‘Super Reuni’.
Tak terduga.
Tak terencana.
Akhirnya ia
menyadari. Aku memang banyak berubah. Sejak kata pertamaku kepada Dia hari itu,
aku memutuskan untuk memperbaiki kualitas diri.
Masih gamblang
teringat di memoriku hari itu. Saat sebuah ‘halo’ bisa merubah hidup seseorang.
Kalimat pedas yang menyakitkan digunakan untuk membalas sebuah ‘halo’.
“eh ngaca dong! Lo itu siapa, Dia siapa.
Udah deh gak usah banyak ngarep!” aku mengingatnya. Bukan, bukan Dia yang
mengatakan kala itu. Temannya yang bilang. Dia berlalu bersama teman-temannya.
Aku hanya bisa menatap punggungnya. Aku kecil di kerumunan. Aku bukan
siapa-siapa.
Aku tahu diri.
Aku memang bukan siapa-siapa di sekolah. Bahkan mungkin teman satu angkatan
jarang mengetahui namaku. Aku cupu, kurus, tampangku juga pas-pasan. Gak banget
deh. Tapi semenjak ucapan dari temannya kala itu, I’ve totally changed. Aku ngegym,
banyak makan untuk menambah berat badanku agar tidak kerempeng lagi. Aku juga
memperbaiki penampilanku. Brewok tipis ku pelihara di wajahku agar terlihat
lebih ‘laki’. Intinya aku bukan aku di cinta pertama. Aku adalah aku pada Roman
kedua. Mungkin itu kenapa Dia tidak menyadari siapa aku.
Dia meminta
maaf atas kejadian itu. Ia juga bilang bahwa selama ini ia berusaha mencari
kontakku. Dan yang paling membahagiakan adalah saat ia bilang bahwa laki-laki
idaman pada masa SMA nya adalah seorang yang cupu, kurus, dan bukan
siapa-siapa. Ia ingat saat pertama kali aku ketahuan memandangnya, lalu ia
tersenyum dengan sebuah anggukan di seberang meja kantin.
“itu adalah
pandangan dari rasa paling tulus yang aku tahu. Jadi, Guitar Autumn. Kita mulai
lembaran baru ya. Kenalin, Aku Viny. Ratu Vienny Fitrilya!”
Ia mengulurkan
tangannya. Aku balas dengan menjabatnya. Senyum cerah terlukis indah di
wajahnya. Hangat, bagai sinar mentari. Sejuk dan menenangkan, bagai buliran air
hujan.
Summer Rain.
Viny. Masa SMAku :))
-END-
.
.
.
.
gimana?
semoga suka ya. pertama kali bikin selain Gremids nih.
tunggu Tulip Merah: 8 ya yang gatau kapan dilanjut. lagi males nulis hehe XD
kritik, saran, dan komentar buooooleeeehhh sekali XD
- @satepadang48 -
No comments:
Post a Comment